Pati, NU Online 
Mayoritas penyaluran zakat yang ada sekarang ini adalah konsumtif. Artinya, sekali zakat diberikan, tugas amil zakat seolah selesai. Amil zakat tidak memantau secara kontinu apakah nasib orang-orang miskin setelah menerima zakat berubah atau tidak. Pola semacam ini sulit diharapkan mampu membawa perubahan signifikan dalam peningkatan ekonomi umat. Mereka akan tetap miskin dan tertinggal.

Demikian disampaikan Fauzan Zenrif, Ketua Baznas Kota Malang dalam sarasehan ilmiah di Program Studi Manajemen Zakat dan Wakaf Institut Pesantren Mathali'ul Falah (Ipmafa), Pati, Jawa Tengah, Senin (2/5).

Ia mengatakan, Baznas Malang yang pendapatan pertahunnya 3 miliar mampu memberdayakan orang miskin sebanyak 8000 orang dengan berbasis komunitas. Orang-orang miskin dibuatkan komunitas-komunitas tertentu untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitasnya, sehingga mereka berdaya, baik secara mental, maupun finansial.

Komunitas petani, komunitas industri rumahan, komunitas kerajinan, dan komunitas-komunitas lain dibentuk untuk mengoordinasi dan mendorong transformasi pemikiran dan keahlian menuju peningkatan kesejahteraan. Mereka bersinergi dan berkelindan dalam mencukupi kebutuhan komunitas.

Pola semacam ini pula yang dirintis dan dikembangkan pendiri kampus Ipmafa, KH MA Sahal Mahfudh. Masih jarang ulama seperti Kiai Sahal yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap pemberdayaan ekonomi umat dengan terjun langsung ke lapangan. Masyarakat diberikan keterampilan, digerakkan kesadarannya untuk berubah, diberikan modal dan pendampingan terus-menerus secara kontinu, tidak temporer dan instan, sehingga ada perubahan signifikan dalam peningkatan kesejahteraan.

KH. Abdul Ghaffar Razin, selaku Rektor Ipmafa mendorong supaya program studi manajemen zakat dan wakaf ini mampu merumuskan kurikulum yang mampu melahirkan amil-amil zakat yang amanah dan profesional, yang mampu mendayagunakan zakat secara produktif untuk memberdayakan ekonomi umat. Di sinilah letak distingsi dan ekselensi Prodi Manajemen Zakat dan Wakaf Ipmafa dalam menjawab tantangan dunia modern yang kompetitif.

Dalam kesempatan forum ilmiah ini, Fauzan Zenrif memberikan kesempatan kepada mahasiswa Prodi Zakat Wakaf IPMAFA untuk studi banding ke Baznas Malang, khususnya belajar kepada komunitas-komunitas petani, industri rumahan, lembaga keuangan, dan berbagai macam life skills yang mampu mendorong semangat kemandirian danentrepreneurship mahasiswa dalam membangun masa depan yang penuh tantangan.

Jamal Ma'mur selaku Kaprodi Zakat dan Wakaf Ipmafa menyambut baik kerja sama ini dan berjanji akan menindaklanjutinya. “Sehingga mahasiswa Prodi Zakat dan Wakaf akan menjadi amil-amil zakat yang kreatif, produktif, dan kompetitif dalam membangun kemandirian pribadi dan umat sekaligus demi kejayaan bangsa di masa depan,” katanya. (Red: Mahbib)

Share To:

Post A Comment:

0 comments so far,add yours