Pati, NU Online
Rais Syuriyah NU Kabupaten Pati KH M Aniq Muhammadun memaparkan sejumlah karakter khusus pendidikan pesantren. Pesantren, menurutnya, lembaga pendidikan yang unik. Selain menyampaikan ilmu pengetahuan, pesantren juga mendidik perilaku santri.

Demikian disampaikan Kiai Aniq dalam bedah buku Peran Pesantren Dalam Kemerdekaan dan Membela NKRI karya Ketua Program Studi Zakat dan Wakaf IPMAFA Dr Jamal Ma'mur Asmani di Pesantren Darun Najah Ngemplak Kidul, Margoyoso, Pati, Jumat (15/4).

Menurut Kiai Aniq, pesantren berbeda dengan pendidikan lain. Pesantren mendidik para santri, tidak hanya lewat teori dan ucapan, tapi dibuktikan dalam tindakan. Sehari-hari para santri hidup bersama kiai melihat dan merekam perilaku kiai sebagai teladan. Apa yang diajarkan kiai diamalkan kiai sehingga sinar ilmunya menembus hati dan jiwa santri.

“Transformasi keilmuan di pesantren diikuti dengan transformasi moral dan semangat juang,” kata Kiai Aniq.

Dalam konteks perempuan misalnya, menurut Kiai Aniq, pesantren memunyai aturan yang jelas sehingga perempuan dijaga kehormatannya seperti menutup aurat dan adanya pelindung saat bepergian, apakah mahram atau sekelompok wanita yang tepercaya.

Jika ini dilakukan, kecil kemungkinan santri terjebak dalam trafficking yang sedang ramai sekarang ini. Santri-santri putri tetap aman dan terhindar dari kemaksiatan, kata Kiai Aniq.

Pengasuh Pesantren Darun Najah KH Muslich Abdurrahman berharap bedah buku ini bermanfaat untuk para santri sehingga mereka termotivasi untuk belajar dan berlatih menulis untuk meneruskan tradisi ulama-ulama zaman dulu.

Sementara Dr Jamal Ma'mur mengemukakan, pesantren mampu mengemban tugasnya, baik di bidang agama dengan membangun karakter, pendidikan dengan mengajari berbagai ilmu keagamaan dan kemasyarakatan, sosial-ekonomi dengan memberdayakan masyarakat, budaya dengan melakukan islamisasi budaya sehingga terjadi integrasi agama dan budaya, dan politik kebangsaan dengan peran-peran kebangsaan pra dan pascakemerdekaan.

Kemampuan pesantren mengemban tugas besar ini tidak lepas dari kemampuan para kiai memahami agama secara mendalam dan memahami psikologi-antropologi masyarakat sehingga strategi dakwahnya disesuaikan dengan kultur masyarakat.

Peran pesantren ini harus terus digalakkan ke depan. Semangat intelektualitas santri harus didinamisasi supaya lahir pemikir-aktivis santri dengan kapasitas dan mobilitas tinggi seperti para kiai NU.

Selain itu, visi sosial dan politik kebangsaan santri juga harus diasah dengan pemberdayaan ekonomi kerakyatan, peningkatan kualitas pendidikan, dan perlindungan kepada orang-orang yang membutuhkan, khususnya kaum miskin-papa. (Red Alhafiz K)
Share To:

Post A Comment:

0 comments so far,add yours